Selasa, 15 Januari 2013

tinta kesedihan muslim palestina

Pasukan Israel menggempur Palestina. Data korban tewas terakhir di pihak Kaum Muslimin Palestina tercatat sudah 200 lebih. Belum terhitung korban luka luka yang dikabarkan mencapai 700-an orang. Itu pun belum terhitung dari korban hilang yang masih tertimbun di gedung-gedung yang dibombardir militer Israel.
Pembelaan terhadap Palestina mulai berdatangan dari negara-negara Arab. Meskipun pembelaan dan dukungan sebatas membuka jalur perbatasan (dan seperti biasa "kecaman"), seperti yang dilakukan oleh Mesir yang mulai membuka perbatasan untuk mengangkut korban maupun perbekalan. Di Mesir, Menteri Luar Negeri Ahmed Aboul Gheit menyatakan rasa belasungkawanya yang mendalam terhadap para korban. "Hari ini setiap orang berdiri di samping Palestina," katanya. Ia juga menyerukan dihentikannya serangan militer Israel. Para Menteri Luar Negeri dari sejumlah Negara Arab dilaporkan akan berkumpul di Kairo pada hari Minggu ini. Seperti dikatakan Ketua Liga Arab Amr Moussa.
Pembelaan juga dilakukan oleh sekutu Israel yaitu Amerika Serikat (AS) yang menyatakan bahwa aksi militer israel ini dilakukan karena Pemerintahan Hammas yang memulai merusak gencatan senjata. Sikap AS ini dinyatakan Presiden AS George W Bush dalam liburannya di ranch miliknya di Texas melalui Menteri Luar Negeri (Menlu) AS Condoleezza Rice. Setelah bertemu dengan Bush, Rice mengatakan adalah salah Hammas yang meningkatkan ketegangan di wilayah Gaza. "AS sangat mengecam serangan roket dan mortir berulang-ulang yang melawan Israel, dan menganggap Hammas bertanggung jawab karena menghancurkan gencatan senjata dan memperbarui kekerasan di Gaza," tegas Rice seperti dilansir dari Reuters, Minggu (28/12/2008). Sementara itu Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-bangsa (Sekjen PBB) Ban Ki-moon mengecam aksi penyerangan Israel ke Jalur Gaza, Palestina. Dia menyerukan kekerasan di Jalur Gaza harus dihentikan. Dalam situs PBB, Ban mengecam Israel yang dinilainya, "Menggunakan kekuatan berlebihan untuk membunuh dan melukai orang-orang sipil". Israel mengatakan serangan ini tidak akan memakan waktu singkat. "Ini tidak akan mudah dan ini tidak akan singkat," ujar Menteri Pertahanan Israel Ehud Barak seperti dilansir dari Reuters, Sabtu (27/12/2008). "Ada waktunya kita tenang dan ada waktunya untuk melawan, dan sekarang adalah waktunya melawan," imbuh Barak.
cr: www.google.com l www.youtube.com